Semut adalah binatang yang unik,semangat kegotong royongannya patut ditiru umat manusia. Mereka selalu bahu-membahu setiap ada kesulitan apalagi dalam kebahagiaan. Ketika sarang mereka hancur oleh alam atau ulah manusia, mereka bergotong-royonh memperbaikinya. Ketika mendapatkan makanan yang ukurannya lebih besar dari ukuran tubuhnya, mereka pun bergotong-royong mengangkut ke sarangnya bersama-sama,dan menjadikan persediaan makanan mereka semakin banyak untuk menghadapi masa paceklik. Ada satu hal lagi yang unik dari semut, yaitu kerukunan mereka, setiap bertemu dengan teman, mereka selalu bersalaman. Namun, menurut ahli sejarah dan bahasa binatang, ketika semut bertemu dengan teman mereka,ternyata mereka tidak sedang bersalaman,tetapi sedang saling tanya jawab tentang sesuatu yang hilang sejak ribuan tahun yang lalu yang sampai sekarang belum mereka temukan. Ceritanya begini :
Anda tahu tentang riwayat banjir di zaman Nabi Nuh a.s ? Nah, dari sinilah cerita itu berawal. Pada saat itu, sebelum banjir besar dating, Nabi Nuh a.s. mengumpulkan dan mengajak manusia dan binatang yang beriman masing-masing sepasang. Karena banjir akan berlangsung selama 40 hari 40 malam, tentu mereka akan berada di atas kapal tersebut selama itu pula, sedangkan mereka adalah makhluk yang tentu membutuhkan hubungan biologis. Dan Nabi NUh tidak ingin kapalnya dijadikan tempat berzina,untuk mencegah hal tersebut, maka setiap manusia dan hewan yang berjenis kelamin laki-laki atau jantan diharusakan melepas “senjata” mereka masing-masimng dan dikumpulkan dalam satu kotak. Dengan demikian dijamin tidak ada perzinahan diatas kapal itu. Setelah hujan deras selama 40 hari 40 malam reda, banjir surut dan kapal tersebut telah menemukan daratan, maka kotak tempat mengumpulkan “ senjata “ tadi dibuka dan para penumpang dipersilahkan mencari sendiri “senjata”nya,dengan aturan main: siapa cepat, dia dapat !.........Alkisah si kuda yang larinya kencang, dia berhasil menjadi yang tercepat menggapai kotak itu dan kemudian memilih “ senjata “ yang terbesar, kemudian di susul oleh manusia sebagai runner –up. Sapi berada di urutan ketiga ,sedangkan angsa atau bebek bali yang jalannya lamban dan lucu hanya kebagian “ senjata ” yang telah rusak karena telah terinjak-injak oleh binatang lain, lebih parah dan menyakitkan adalah nasib semut,setelah sampai pada kotak tersebut,mereka tidak mendapati apa-apa,kotak itu sudah kosong,sehingga mereka tidak kebagian “ senjata “, bahkan sampai detik ini mereka belum menemukannya.
Oleh karena itu, sampai sekarang mereka terus mencarinya dan ketika bertemu dengan temannya,mereka selalu bertanya, “ Sudah ketemu belum ? “……………..” Belum….!” Jawb temannya,kemudian berjalan lagi, sambil terus mencari dan mencari, ketika bertemu teman lainnya bertanya lagi,jalan lagi, cari lagi begitu seterusnya entah sampai kapan. ………???????
Sementara itu sang kuda yang mendapatkan “ senjata “ paling besar , ketika menarik delman selalu mengangguk-anggukan kepala sambil berkata dalam hati “ sip,,sip,sip,,aku dapat yang paling besar “. Ketika berpapasan dengan si sapi yang sedang menarik gerobak, kuda akan semakin mempercepat anggukannya sambil meledek si sapi,sedangkan si sapi yang melihat “punya” nya kuda hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil menggumam “bukan main punya si kuda ,,hmmmmmmmmmmmmm”. Itulah cerita asal muasal perilaku semut yang selalu bersalaman,dan perilaku hewan-hewan lainnya. (dor- 78 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar