FENOMENA AJAIB........... BURUNG PUYUH BERSARANG DIPOHIJO
Tingginya permintaan telur puyuh di pasaran dan dengan harganya yang cukup kompetitif membuat sebagian warga Pohijo tergiur untuk mencoba membudidayakan burung putuh di rumah masing-masing.Telur puyuh merupakan makanan yang cukup familiar dengan semua golongan masyarakat,dari anak kecil sampai orang dewasa,laki-laki maupun perempuan,tua muda,kaya miskin semua mengenalnya.Disamping karena harganya yang cukup terjangkau,telur puyuh diketahui mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi dan mudah diolah sesuai selera masing-masing.Tidak mengherankan jika barang ini mudah kita jumpai di rumah2 makan,warung,hingga pedagang asongan pun menjajakan telur berukuran mini ini.
Pada awalnya para peternak burung puyuh di desa Pohijo ragu untuk terjun ke usaha ini karena dari kabar yang beredar,burung ini rentan penyakit dan gampang mati,tapi setelah bertanya dan belajar pada orang lain yang telah menekuni usaha ini ,akhirnya mereka tertarik juga untuk mencoba.Seperti yang di lakukan oleh Rino,pemuda RT 01 RW II. Sebelum memulai usahanya,dia getol bertanya kesana kemari tentang pahit manis usaha ini.Setelah puas bertanya dan yakin akan prospeknya,akhirnya diapun memutuskan untuk menggeluti dunia puyuh.
Di awal percobaannya,Rino mendatangkan seribu ekor burung puyuh berumur dua minggu denan harga dua ribu rupiah per ekor.Seribu ekor burung itu ditempatkan di beberapa kandang,tiap kandang berisi limapuluh ekor. Untuk menghemat tempat,maka kandang itu dibuat bertingkat.Tiap satu unit kandang bertingkat empat atau lima susun,sehingga dapat menampung 200 sampai 250 ekor.Total modal yang dikeluarkannya untuk seribu ekor burung adalah sekitar lima juta rupiah.Semua sudah termasuk burung,kandang,pakan,hingga lampu penghangat.Untuk stock pakan diprediksi sampai burung siap ngendhog.
Ketika umurnya menginjak satu bulan,burung ini siap bertelur,dengan syarat kebutuhan makanan dan minumannya terpenuhi dengan baik.Jika dari setiap kandang mampu menghasilkan minimal 150 butir telur per harinya,kita tinggal mengalikan dengan harga per butirnya.Yang jelas setiap harinya Rino mampu meraup keuntungan sekitar 40 ribu rupiah per hari,tidak mengherankan jika akhirnya banyak yang mangikuti jejak pemuda bertubuh tambun ini. Apabila burung sudah tidak bertelur pun masih mendatangkan keuntungan untuk dijual guna di ambil dagingnya. Anda tertarik??(GANDOR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar