dikampung pohijo

Selamat Datang di BLOG Kampung pohijo yang memuat Informasi Kegiatan dan Prestasi Warga Desa Pohijo Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Jawa Tengah

Jumat, 25 Februari 2011

PANAS TERIK,TAPI POHIJO BERSELIMUT “SALJU”


BANG NYAMIK LG ACTION

Teriknya panas matahari semakin memutihkan permukaan tanah Pohijo,hal ini di .Meski sebabkan karena semakin panas terik akan semakin banyak dan semakin bersemangat untuk menjemur ampas tapioca.Meski seluruh badan basah kuyup oleh peluh,namun dengan canda ria kecil mereka dapat melupakan sengatan matahari dan tetap giat melakukan rutinitas sehari-hari.Kenyataan seperti diatas adalah gambaran sebagian penduduk desa Pohijo yang menjadikan penjemuran ampas tapioca sebagai pekerjaan sampingan selain pekerjaan sehari-hari seperti petani,pedagang,dan lain sebagainya.Sudah menjadi rahasia umum bahwa menjemur ampas tapioca merupakan satu langkah mudah mengeruk rupiah.Hanya bermodalkan sedikit uang dan otot serta tidak takut terbakar panas matahari,mereka mampu mendapatkan penghasilan tambahan yang lumayan.
NJEMUR AMPAS DI LAPANGAN

            Ampas tapioca ini biasanya mereka datangkan dari tempat-tempat penggilingan tapioca yang berada di desa Ngemplak Kidul.Satu karung ampas seberat 40 Kg dengan harga Rp.11.000,- dan apabila sudah kering dan mutunya bagus,harganya bisa mencapai Rp.1.350,-  degan peyusutan berat kira2 40%. Untuk mengeringkan ampas ini diperlukan waktu kurang lebih tiga hari dengan catatan tidak ada mendung atau gerimis atau bahkan hujan.Bila ada kendala itu, maka proses pengeringan akan semakin memakan waktu. Tidak mengherankan bila banyak orang yang tertarik untuk ikut-ikutan menjemur ampas ini. Mulai dari halaman rumah masing-masing, bahu jalan, bahkan sampai lapangan sepakbola pun mereka jadikan sarana penjemuran. Hal menggelikan yang sering terjadi adalah ketika pagi harinya Nampak begitu cerah , namun siang harinya tiba-tiba mendung atau gerimis, maka mereka terlihat kalang kabut untuk mengumpulkan ampas yang disebar menipis menjadi gundukan besar kemudian ditutup dengan terpal dan tentu dengan langkah terburu-biru, karena jika sampai terkena hujan , tetu akan merugikan mereka. Di samping basah, warna ampas ketika kering nanti akan kehitam-hitaman dan tentu saja akan menurunkan kualitas dan harga ampas tersebut bila di bandingkan dengan ampas yang kering sempurna yang berwarna putih bersih dan berkualitas “nomor satu”. Kegunaan ampas kering ini pun beda-beda, untuk ampas dengan kualitas super dan baik,akan digunakan  sebagai bahan campuran pembuatan saus. Sedangkan kualitas sedang dan rendah akan digunakan untuk bahan campuran pembuatan pakan ternak, seperti pakan ayam, itik,pellet ikan dan lain sebagainya.
            Kawasan yang paling banyak kita jumpai tempat pengeringan ampas ini adalah di lorong nomor satu atau lazim disebut kampong anyar,kemudian disebelah timur kandang kerbau, dan beberapa rumah warga di lorong nomor lima dan enam. Tidak perlu heran bila anda sedang jalan-jalan atau sekedar lewat di desa Pohijo ketika hari cerah dan matahari begitu terik,maka desa Pohijo akan berselimut ampas berwarna putih ini, sehingga sering diplesetkan sebagian orang kalau desa Pohijo berselimut “salju”.  (dor).

Tidak ada komentar: