dikampung pohijo

Selamat Datang di BLOG Kampung pohijo yang memuat Informasi Kegiatan dan Prestasi Warga Desa Pohijo Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Jawa Tengah

Kamis, 17 Februari 2011

TETAP BERKARYA MESKI DIUSIA SENJA


Karya seni tak bisa terbatasi oleh factor usia meski lansia sekalipun.
Seni adalah ungkapan perasaan dan jiwa yang ditorehkan dalam sebuah karya.
Semangat hidup terus bergelora lantaran jiwa ini masih dihiasi butiran – butiran seni.
Fenomena ini setodaknya menjadi motivasi tersendiri bagi sejumlah lansia untuk terus berkarya.

            Umur harapan hidup penduduk Indonesia terancam semakin turun oleh karena terbebani maraknya persoalan – persoalan pelik yang melanda bangsa Indonesia. Krisis ekonomi telah meluluh lantakkan sendi – sendi kehidupan bagi masyarakat ditingkat bawah. Tuntutan biaya hidup melambung tinggi karena memang kenaaikan harga khususnya sembako hamper tak terkendali. Tak mengherankan jika setiap tahun Indonesia melahirkan pengangguran – pengangguran baru.
            Bagaimana dengan pengangguran yang dialami oleh lansia ? haruskah menjadi beban tanggungan hidup yang muda yang nota bene bekerja tapi tidak jelas ( alias serabutan ) dan hasilnyapun tidak pasti.
            Gambaran di atas telah mampu memberikan inspirasi bagi mbah Huri ( 72 ) warga desa Bulumanis Lor RT.01 RW. 03 Kec. Margoyoso Kab., Pati. Meski usianya dipenghujung senja masih banyak menyimpan ide ide kreatif yang mempunyai daya lekat tersendiri bagi setiap pembeli. Salah satu karyanya yang masih digeluti hingga sekarang adalah membuat pot bunga atau kepis ( tempat ikan tangkapan ) dari bahan bekas tempat cat yang terbuat dari bahan plastic. 1 pot bunga unik mampu dirampungkan dalam waktu 2 hari dan dijual dengan harga yang cukup fantastis yakni Rp. 25.000,- . Hanya saja beliau masih kesulitan bahan dasarnya seperti tali plat plastic yang biasa digunakan untuk mengikat dus – dus besar dan bekas kaleng cat. Lantaran kesulitannya tersebut menjadikan barang karya beliau tidak mesti tersedia. Padalah pelanggannya sudah banyak dan sudah cukup lama ngantri.
            Bapak dari 6 anak dan l4 cucu inipun juga piawai menulis bahkan tidak jarang menulis untuk background setia ada pertemuan di lingkungan UPT Disdik Margoyoso. Karena itulah mhah Huri dipercaya Dinas sebagai penjaga malam dan cleaning service. Hampir tak mengenal lelah dan waktu selalu ada – ada saja yang ia kerjakan bahkan buku Novelpun selalu dalam dekapannya sebagai dongeng sebelum tidur.
            Apalagi sudah lama ( 15 tahun ) meninggalkan istri dan anaknya pisah ranjang karena dipicu kemelut keluarga dan hingga saat ini masih menempati salah satu ruang/gudang kantor sebagai tempat istirahat di sebuah bangku panjang dan alas seadanya.
            Mhah Huri yang tampil bersahaja, lembah manah ini mempunyai filosofi hidup cukup sederhana. “ Urip ra perlu kakehan pikiran Angger ono rino yo ono upo”. Artinya orang hidup jangan dibebani pikiran terimalah apa adanya setiap hari orang pasti dapat rejeki asal mau berihtiar. Beliau sudah merasa bersyukur dan bersenang hati merasa cukup dengan honor yang diterima dari Dinas. Bahkan lebih dari cukup karena ditunjang hasil karyanya laris manis dipasaran. Bahkan usahanya ini mampu membentuk kelompok KWD ( Kewirausahaan Desa ).
            Saat ditanya KENANGA apakah selama sekian tahun berpisah dengan istri tidak ada keinginan untuk berkumpul sebagaimana layaknya suami istri ? dengan lirih beliau menjawab awalnya keinginan itu ada tetapi rasa berkumpul itu sudah saya matikan dengan ramuan yang saya buat sendiri. Pendek kata setiap keinginan itu timbul saya segera memasang ramuan dan ramuan ini hanya mampu mencegah dalam waktu l minggu. Kemudian lanjut KENANGA Nah bagaimana sebaliknya kalau pingin membangkitkan nafsu hot untuk berkumpul mbah ? apa juga ada ramuannya ? jawabnya sambil berbisik kalau itu sih rahasia, kalau bapak pingin yalain kali saja….!
                                                                                    ( Pak Ndutz- Kenanga )

Tidak ada komentar: