dikampung pohijo

Selamat Datang di BLOG Kampung pohijo yang memuat Informasi Kegiatan dan Prestasi Warga Desa Pohijo Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Jawa Tengah

Kamis, 17 Maret 2011

BAK CENDAWAN DI MUSIM PENGHUJAN



                Kalau kalender Masehi pada bulan Januari identik dengan hujan turun sehari-hari ( ini sih orang Indonesia aja, orang barat tentu gak kenal istilah ini ),lain halnya dengan kalender Hijriyah pada bulan Rabi’ul Tsani,atau dalam kalender Jawa dikenal demgan nama bulan Bakda Mulud yang kebetulan di Pohijo pada saat ini lagi musim pengantin.  Secara kebetulan, istilah Rabiul Tsani dalam bahasa Arab sama dengan “rabi’” dalam bahasa Jawa yang artinya  menikah atau kawin. Dan pada bulan ini pula,yang bertepatan dengan bulan Maret 2011, di Pohijo pun sedang musim pengantin. Mungkin karena bulan ini dianggap bulan baik, maka banyak orang yang melangsungkan pernikahannya pada bulan ini. Secar kebetulan pula,di saat banyak pengantin baru di bulan ini, hamper setiap hari turun hujan. Entah itu paga, sore, siang atau bahkan malam hari. Tentu saja ini adalah saat-saat yang menyenangkan bagi pasangan pengantin baru, karena dengan dinginnya suhu udara yang njekut, tentu akan menambah libido dan semangat mereka untuk mengisi hari dengan apa yang memeng sudah seharusnya mereka lakukan, yaitu menikmati malam pertama dan malam-malam berikutnya meski masih amatiran ( karena  baru pertama kali bro! ). Dan sekali lagi kebetulan, pada saat hujan turun di waktu sore atau malam hari selalu di barengi dengan padamnya aliran listrik atau mati lampu,hmmmmmmmmmm………sebuah moment yang yang tepat dan selalu diidamkan para pengantin baru. Kalau dalam bahasa Jawa orang menyebutnya dengan : cocok karo impen , atau sesuai dengan apa yang diimpikan.
                Sudah menjadi hukum alam jika sel telur wanita di buahi oleh sel sperma pria, maka akan terjadi kehamilan yang secara otomatis pula pada sembilan bulan ke depan,penduduk Pohijo akan bertambah dari tiap pasangan pengantin baru ini. Jika dari tiap pasangan lahir satu bocah,maka paling sedikit penduduk  Pohijo akan bertambah lima orang,karena pada bulan ini ada lima pasang pengantin baru. Ini belum di tambah dengan kemungkinan anak kembar dan pengantin-pengantin kawakan (dengan jumlah bejibun ) yang ingin menambah jumlah anak lagi. Ledakan penduduk akan semakin dahsyat pada tahun – tahun mendatang jika tidak di kendalikan. Sebuah tantangan bagi petugas PLKB  di Pohijo untuk menangani hal ini, entah dengan penyuluhan KB, pembagian dan  pemasangan alat kontrasepsi secara gratis dan lain sebagainya. Jika masih kebobolan juga, penulis punya ide yang manjur, yaitu dari tiap pasangan suami istri yang telah memiliki dua orang anak, si suami  harus di kebiri saja (termasuk penulis lho! ).  Ada yang sependapat???????...............................    (dor- 78 ).

2 komentar:

Anonim mengatakan...

mas gandoooooooooooooooooor...marahi.........

Anonim mengatakan...

mas gandooooooooooooooor.....yoooooo............pengantin baru lagi...........