dikampung pohijo

Selamat Datang di BLOG Kampung pohijo yang memuat Informasi Kegiatan dan Prestasi Warga Desa Pohijo Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Jawa Tengah

Rabu, 25 Mei 2011

LEGENDA POHIJO MISTERI PENGGUNG

Mendengar nama penggung mungkin tak asing bagi sebagian warga/ masyarakat desa Pohijo terutama bagi kalangan sesepuh /pinisepuh desa, karena nama tersebut akan membayangkan pada suatu pohon tua yang berada  diwilayah Rt.04/ Rw.II ,tepatnya berada di depan samping kanan rumah Pak Toyo - mamik.
Bila kita lihat sepintas mungkin tidak ada yang aneh dari tempat tersebut, karena disampingnya ada rumah dan beberapa pohon kelapa yang tumbuh disekitarnya.Tapi bila kita amati secara seksama maka  mata kita akan tertuju pada satu pohon tua dengan daun yang agak lonjong besar, tepinya bersirip dan buah bulat – bulat agak kecil kayak bekel/kemundu berwarna hijau disaat masih muda, sedang  yang sudah tua berwarna kehitam hitaman.Siapa yang menyangka pohon aneh itu berumur ratusan tahun.
Itulah yang dinamakan pohon penggung, pohon satu satunya  yang tidak ditemukan di tempat lain di  wilayah desa Pohijo bahkan di luar Desa  sekalipun.Pohon penggung bagi sebagian warga menyimpan  sejarah , misteri dan dianggap keramat. Sementara untuk khasiat dan manfaat sampai saat ini belum ada yang tau, atau mungkin perlu sebuah kajian dan penelitian kali ya..heheee.........
Tradisi Jaman dulu warga yang punya hajat mantenan , khitanan atau pendirian rumah biasanya membuat sesaji/buak an/ mayoran ditempat tersebut sebagai bentuk penghormatan atas sesepuh desa, agar hajatan/pekerjaan mendapat ridho dari sesepuh dan  sang Pencipta. Namun seiring perkembangan jaman  kegiatan tersebut sudah jarang dilakukan dan bahkan mulai ditinggalkan.
Sebelum masuknya agama islam di pohijo sebagian masyarakat sudah menganut ajaran kepercayaan yang disebut ajaran kejawen. Ini dibuktikan dengan adanya makam Para Dedanyang Pohijo seperti mbah banggi dan mbah tonggso, ada juga yang yang sudah masuk islam seperti mbah daham (sendang nganten) , sedang mbah sureni sendiri masih kontraversi apakah kejawen ataukah seorang muslimat.
Sedikit gambaran tentang ajaran Kejawen kutipan dari wikipedia :
Kejawen (bahasa Jawa Kejawèn) adalah sebuah kepercayaan atau mungkin boleh dikatakan agama yang terutama dianut di pulau Jawa oleh suku Jawa dan sukubangsa lainnya yang menetap di Jawa. Kata “Kejawen” berasal dari kata Jawa, sebagai kata benda yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu segala yg berhubungan dengan adat dan kepercayaan Jawa (Kejawaan). Penamaan "kejawen" bersifat umum, biasanya karena bahasa pengantar ibadahnya menggunakan bahasa Jawa. Dalam konteks umum, kejawen merupakan bagian dari agama lokal Indonesia. Seorang ahli antropologi Amerika Serikat, Clifford Geertz pernah menulis tentang agama ini dalam bukunya yang ternama The Religion of Java atau dalam bahasa lain, Kejawen disebut "Agami Jawi".
Kejawen dalam opini umum berisikan tentang seni, budaya, tradisi, ritual, sikap serta filosofi orang-orang Jawa. Kejawen juga memiliki arti spiritualistis atau spiritualistis suku Jawa.
Menurut beberapa sesepuh desa/nara sumber yang masih hidup, diceritakan bahwa pohon penggung merupakan tetenger , bahwa ditempat tersebut pernah dibangun masjid wali, namun tidak selesai/gagal.
Adalah R. Rohmat seorang menantu  Endang Sureni (Cikal Bakal Pohijo) santri dari mbah Muttamakin Kajen yang berasal dari Tuban, berupaya mengembangkan dan menyebarkan agama islam di Pohijo. Salah satunya dengan mendirikan masjid wali yang letaknya di sekitar pohon penggung tersebut. Seperti biasa sejarah penyebaran islam dijawa sarat akan cerita mistis, begitu pula yang terjadi di Pohijo.Pembangunan masjid dengan Perjanjian kontrak Kerja hanya satu malam  oleh tenaga impor dari luar dunia alias dari alam ghoib itu mendapat menolakan dari para penduduk pohijo yang dipandegani seorang tokoh antagonis, yang bernama KI GABUL.
Ki Gabul sendiri merupakan penduduk asli Pohijo penganut ajaran Kejawen  yang tidak suka dengan  ajaran baru yang disebut islam. Mengenai biografi, keberadaan makam dan keturunannya sampai saat ini belum diketahui.
Pada tengah malam, saat para kuli bangunan dari dunia lain sedang sibuk bekerja,Ki Gabul dan pengikutnya berupaya menggagalkan pembangunan masjid wali dengan menabuh lesung dan membangunkan ayam agar berkokok sebagai tanda waktu subuh. Mendengar suara lesung dan ayam berkokok sontak saja  para kuli bangunan yang lagi overtime/nglembur  langsung berlari dan kabur meninggalkan pekerjaannya pulang ke alamnya masing masing karena waktu sudah habis (time is over). Akhirnya pembangunan masjid yang belum selesai itu terhenti dan pada malam malam berikutnya sudah tidak ada pekerjaan  pembangunan masjid, mungkin kontraknya sudah habis kali yeee....
Konflik antara Ki Gabul dan R. Rohmad tidak saja berhenti sampai disitu, karena masing – masing mempunyai kedikjayaan dan kesaktian Pertarungan duel maut pun dilakukan, yang akhirnya dimenangkan oleh KI gabul, dan R. Rohmad disiksa disuatu tempat yang sampai sekarang disebut dengan sawah siksan dan meninggal lalu mayatnya dibuang didekat wilayah Desa Langgenhardjo, sampai sekarang tempat tersebut terkenal dengan sebutan sawah mayit.
Sementara mayat R. Rohmad sendiri dikubur dan dikebumikan oleh orang Langgenhardjo diwilayah Langgenhardjo. Musti matur suwun neeh ma warga Langgen yang mau ngruwat mayat R. Rohmad........
Bukti adanya bekas bangunan masjid sampai saat ini dituturkan Pak mistato ketika membangun rumahnya, waktu digali terdapat beberapa pondasi dengan batu dan bata kuno yang besar – besar, disamping itu masih adanya bukti berupa peninggalan dam air yang bernama dam sigit, yang terletak dipertigaan jalan Rt. 04/II, depan rumah pak kandar alm.(BYN-2011)

Senin, 16 Mei 2011

EXSPEDISI KE GOA LANGSE



Tak banyak masyarakat yang mengetahui lokasi goa langse  bahkan  mendengar namanya saja  terasa amat asing meskipun masyarakat yogya sendiri, karena dari perjalan kami beberapa bulan yang lalu saat menanyakan arah goa langse ada yang mengatakan tidak tahu dan ada yang kayak bingung. Memang nama goa langse belum sepopuler parang kusumo/parang tritis, Kraton yogya atau malioboro, mungkin karena letaknya yang sulit dijangkau dan berada dibawah tebing laut kidul, tapi untuk urusan keindahan dan keasrian tidak kalah dengan wisata parang tritis/parang kusumo,disamping itu perlu nyali yang besar untuk sampai ke sana, bagi seseorang yang punya hobi mendalami ilmu tetirah atau lelaku tapa brata atau mencari pesugihan.mungkin bukan lagi tempat yang asing.

Goa Langse merupakan salah satu tempat wisata yang berada di dalam  wilayah administratif Desa Girirejo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DI Yogyakarta. Jarak dari pusat kota jogyakarta ± 30 km ke arah selatan searah dengan jurusan parang kusumo/parang tritis.Dari parang tritis/parang kusumo ± 3 km kearah timur, bisa dicapai dengan mobil atau sepeda motor karena jalannya yang sudah beraspal namun sedikit menanjak sampai dengan tempat parkiran.

Parkiran kendaraan, tempatnya tidak terlalu luas dan belum beraspal,disampingnya terdapat rumahan (omah-omahan) yang cukup bersih yang memang disediakan untuk beristirahat/menginap bagi pengunjung yang tidak berani menuju ke gua langse, atau kalau ngerasa haus/ laper disebelahnya terdapat warung makan/kopi walaupun sederhana dan seadanya. Jarak dari parkiran ke tebing/plawangan ± 1 km dan harus ditempuh dengan berjalan kaki, karena jalannya yang masih makadam dan agak menanjak, yang memakan waktu ± 1 jam dengan menyusuri jalan setapak yang diapit oleh pohon – pohon  jati dan tegalan.

Sesampai di tebing / bibir jurang kita akan disambut oleh dua buah batu besar sebagai pintu gerbang jalan satu - satunya menuju anak tangga yang akan menuntun kita ke goa langse.Tebing jurang dengan kemiringan ± 90 tegak lurus yang ditumbuhi rumput-rumputan/pepohonan/bunga, dibawah tampak deburan ombak dan batu karang yang menganga segede rumah membuat dan memacu adrenalin, jantung berdebar kencang, keringat dingin mengucur, kaki terasa berat dan gemetar.hemmmm...benar benar menguji nyali.

dua batu karang sebagai jalan /pintu gerbang menuju anak tangga....tu..ddibelakang batu.
mbak puput & mas joko w bakar kemenyan heheheee...jadi bulu kudu merinding.....


Ketinggian  tebing  ± 400 m dari permukaan laut menuju kegua, menuruni anak tangga yang terbuat dari bambu, besi dan akar pohon/rumput..Dari tangga pertama yang terbuat dari bambu kita harus menyeberang ke kanan dengan berpegang pada akar – akaran dan berpijak pada tatakan tebing,turun lagi lewat tangga bambu,menyeberang lagi begitu seterusnya sampai ke bawah.
bentuk tangga pertama yang akan menuntun kita ke goa.....nii liat toris juga ikutan turun tangga hehee.....ni gambar ae comot dr internet ching....

Anak tangga berakhir pada ketinggian 100 m dari permukaan laut, selebihnya kita harus menuruni jalan setapak yang menurun dan menyeberang dengan berpegang pada akar akaran.hingga sampai pada jalan ke gua langse.
karena waktu menuruni tangga dah gemetaran karena capex dan takut, jadi ngga sempet ambil gambar, sebagai gambaran ni tak comotin dr internet ching...suasana pendakian ke goa langse

Ternyata di sekitar gua terdapat kehidupan layaknya sebuah perkampungan kecil, ada  musholla ,kamar mandi yang airnya mengalir dari dalam goa(air tawar),warung kopi/nasi, genset/listrik, dan ada penghuni tetap maupun tidak tetap.
aktifitas orang yang tinggal digoa...??????


suasana sekitar gua...sambil liat pemandangan,deburan ombak,angin smilir, ngobrol plus kopi anget tak lupa rokoknya djarumm....ummmm...kaki yang dah jempor abis menuruni tebing, ternyata ngga sembuh sembuh juga....eehhhh tidur wae ah....



Bibir gua tepat berada di bibir pantai laut selatan dengan ukuran Panjangnya lebih kurang 30 meter, lebarnya sekitar 10 meter, dan tingginya mencapai 20 meter. Diujung dalam goa terdapat gundukan sebagai tempat sesaji dan tempat datar  untuk bersemedi atau tempat berkomunikasi dengan ghoib.


(Atas) Pemandangan dari mulut goa pada sore hari....asyik tapi menakutkan...coba kalau sendirian disini pas lg ngelamun tiba tiba muncul wanita cantik mendekat dan duduk dipangkuan.....kabuuuuuuuuuurrr.


Mas har gentho melihat lihat pemandangan dari atas tebing, waouwoooo....turun ..nggak..turun..nggak....77 x...suasana pada sore hari sekitar jam 17.00 WIB jadi agak sedikit gelap.




Istirahat sebentar sebelum menuruni tebing. atur napas....lha tu mbak ayu wae tangguh gitu kok....yang lain udhut dulu....ahhhhhhhhhhh














Konon menurut beberapa carita dan literatur yang kami baca di internet menyebutkan bahwa goa langse adalah goa kanjeng ratu kidul sebagai tempat semedi raja raja mataram, Sunan kali jaga,dan syeh siti jenar.Wah bisa kebayang ngga ya hari gini wae turunnya susah apalagi beribu abad yang lalu...ampun deh mak...kali ini aja....?????????????(BYN-2011)






































Sabtu, 14 Mei 2011

PANEN UDANG WINDU....wooooo.....???????????


Udang windu adalah jenis udang  laut yang dapat tumbuh besar dengan kulit putih berseling biru tua dan bernilai jual cukup tinggi sehingga sangat disukai para petani tambak untuk dibudidayakan . Namun kondisi air yang terkontaminasi / tercemar oleh limbah tapioka ataupun residu obat obatan kimia pertanian dan rentannya terhadap virus/ penyakit menyebabkan sulitnya para petani tambak untuk membudidayakan .Kegagalan  ini sudah berlangsung Sejak tahun 90 an  hingga sekarang (Tahun 2011). Selama itu petani tambak bertahan dengan budidaya bandeng yang hasilnya jauh dari harapan karena nilai jual yang rendah harga pakan pun selangit.Sungguh catatan kelam buat petani tambak diwilayah pesisir pantai timur kabupaten Pati.
Berbagai spekulasi/untung untungan dilakukan para Petani tambak, dengan kondisi yang tidak optimal untuk budidaya udang tetap saja membudidayakannya walaupun sangat beresiko terhadap kematian. Beberapa petani tambak ada yang berhasil memanen walau dengan jumlah tak banyak yah cukup buat balikin ongkos tapi kebanyakan tidak berhasil alias mati semuanya, namanya juga untung untungan, kalau berhasil ya syukur kalau tidak ya ..bukan rejekinya.
Salah satu pemilik tambak Truno joyo dari desa Pohijo yang tambaknya dikelola oleh kang Sunoto dari Desa Bulumanis Lor dengan luas 2 ha ,beberapa minggu yang lalu secara fantastis berhasil memanen udang windu 3,3 Kwintal dengan size 30/kg, harga Rp. 78.000 /kg. Percaya ngga...pasti nggga percaya...tapi fakta cing membuktikan.
Melihat lokasi tambak yang berada di wilayah Desa Langgen harjo bersebelahan dengan tambak - tambak petani lainnya ,tata cara / tehnis memelihara udang windu tak beda jauh dengan petani tambak lainnya, yang membedakan mungkin keberuntungan kali ya, hehehee....atau berkat bantuan sang supranatural mbah eyang joko winardi heheheee..embuh lah yang jelas siapa menabur pasti menuai.
Pengen tau cara budidaya udang windu, ni gambaran singkatnya :
Beli anakan udang / benur windu atau yang sudah agak besar yang biasa disebut thokolan tapi harganya agak mahal dikit dan masukkan ke dalam ipuk an berukuran 50 x 50 m sampai beberapa bulan,selama itu kondisi dibiarkan saja.Setelah agak besar anakan udang atau biasa disebut thokolan dipindahkan ke dalam tambak.Tentunya sebelum dipindahkan dipastikan kondisi tambak harus sudah siap (siap dengan ketersediaan pakan alami) untuk menampung thokolan udang tersebut. Adapun persiapannya adalah sebagai berikut :
1. kondisi tambak dikeringkan dan dijemur beberapa minggu dengan tujuan mematikan predator predator yang nantinya akan menggangu anakan udang disamping itu mengkondisikan agar tanah menjadi lebih tua atau memulihkan unsur kesuburan tanah.
2. Pemasukan air laut ke dalam tambak atau di sebut nyoroti dengan tujuan merendam tanah tambak dan pemberian pupuk organik sampai beberapa hari sehingga membangkitkan unsur hara atau makanan alami bagi ikan/udang.
3. Setelah beberapa hari akan tumbuh pakan – pakan alami bagi ikan/udang seperti ganggang, lumut, plangton, cacing – cacingan, klekap, uler.dll.tidak termasuk sate atau bakso hehehee..Setelah kondisi tersebut tambak siap untuk ditebar anakan ikan/udang.
Setelah anakan udang ditebar ditambak biasanya memakan makanan alami yang ada di tambak tersebut,tapi ketersediaan pakan alami yang ada ditambak lambat laun akan habis untuk itu perlu sekali disikapi dengan pemberian pakan butan alias pakan beli atau bisa juga dengan Pemberian pakan alami trutus tapi nyarinya agak susah karena musti hunting di pantai kalau kondisi tidak hujan kalau kondisi hujan pasti dijamin ngga dapet. Harga pakan buatan pabrik berfariasi tergantung merk yang ada dipasaran, mulai Rp. 150.000 – 250.000.
Menurut buku yang saya baca disebutkan bahwa udang windu termasuk hewan rakus dan sebagi hewan nokturnal yaitu hewan yang aktif mencari makan pada malam hari ( kayak arek pohijo kalau malam ngelayap cari mangsa hehehee...). sedang pada siang hari akan cenderung berendam di dalam lumpur. Untuk itu diusahakan pemberian makan pada sore hari atau pada waktu malam hari perlu sekali dikasih makanan cemilan kalee yee..
Untuk tumbuh optimal udang windu membutuhkan pakan yang mengandung protein 30-50%,lemak 3-5%,karbohidrat 20-45%,vitamin 2-5% dan mineral 3-4%. Eh ada tambahan info juga nee bahwa udang termasuk hewan kanibal jadi pemberian makan jangan sampai telat.
Setelah mencapai ukuran size 30 -20 buruan udang dipanen ntar kalau telat keburu dipanen orang lain alias maling atau malah dipanen virus.
Nah gampangkan caranya...tapi aplikasi belum tentu plen semudah itu.suer.....deh.
Tambahan info plen :
Udang windu termasuk jenis hewan omnivora artinya pemakan tumbuhan dan daging,kayak manusia ya plen....Pada awal fase kehidupannya yaitu disaat persediaan kuning telur habis,udang mulai mencari makann alami berupa planton nabati seperti skeletoma,amphora,navicula,tetraselmis dsb.
Pada tingkat mysis udang mulai memakan planton hewani seperti protozoa,rotifera,anak teritip,kutu air dll.Setelah burayak mencapai tingkat post larva dan juga setelah menjadi udang muda,selain memakan makanan tersebut udang muda juga memakan diatomae dan cyanophyceae,anak tiram,anak tertip,anak udang udangan,cacing annelida dan detritus.
Sedang udang yang telah mencapai ukuran dewasa memakan berbagai daging hewan lunak seperti kerang,tiram,siput,cacing,udang-udangan dsb.Wah agak keren apa bingung bahasanya plen hehee..ni tak comot dari buku Nutrisi pakan udang, biar tambah wawasan wae. BYN.







Jumat, 13 Mei 2011

KALONG NGGONDOL DUWIT


Sebuah berita yang menghebohkan datang dari  Desa Pohijo beberapa hari yang lalu tepatnya di wilayah Rt.03/Rw.I yaitu adanya fenomena kalong nggondol duwit. Cerita ini mulai menyebar dari mulut ke mulut dan banyak yang menyangsikan dan banyak pula yang mangiyakan. Nah terserah anda mensikapi.
Dari suami Bu parsih pak darno Buras tadi sore  tepatnya hari Rabu tanggal 12 Mei 2011 jam 15.00 WIB, kami kebetulan bertemu dirumah dan mencoba mengkonfirmasi berita tersebut. Menurutnya memang membenarkan kejadian tersebut dan menceritakan kejadiannya sebagai berikut .
Cerita ini  berawal saat habis waktu isha istrinya wak darno buras yang bernama bu parsih lagi leyeh-leyeh nonton tv sambil tiduran sedang wak darno sendiri duduk dilincak depan rumahnya , tiba – tiba muncul kalong  terbang memasuki rumah dan berputar putar di dalamnya.Kalong tersebut terbang menghampiri dompet yang berisi uang Rp. 150.000,-yang disimpan di lubang lobster dinding tembok di belakang tv. Si kalong tersebut setelah berhasil mencengkeram uang 50 an ribu terbang lagi. Bu parsih yang melihat fenomena tersebut spontan saja langsung berteriak “ ada lowo nggondol duit “ sambil berlari menghampiri sapu lidi. Bu parsih pun memukul kalong yang terbang dengan menggondol duit tersebut dengan sapi lidi tapi tidak kena, lalu berusaha menutup pintu tapi keburu  kabur keluar.
Bu parsih pun mengambil dompet yang diselipkan dilubang lobster belakang tv dan membukanya, ternyata uangnya tinggal Rp.50.000,-.hemmmm sapa yang ngambil ya kalong atau codot ndas ireng heheheee......
Cerita ini bukan fiktif tapi bukan pula bohongan...lalu apa dong..????????    semua terserah anda percaya ngga percaya................ngga penting...(BYN)