dikampung pohijo

Selamat Datang di BLOG Kampung pohijo yang memuat Informasi Kegiatan dan Prestasi Warga Desa Pohijo Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Jawa Tengah

Jumat, 12 Agustus 2011

MENGENAL BATUAN PHOSPHAT


Phosphat adalah salah satu bahan galian yang terbentuk dalam guano dimana mengandung unsur P2O5. Phosphat merupakan satu-satunya bahan galian (diluar air) yang mempunyai siklus, unsur fosfor di alam akan selalu diserap oleh mahluk hidup, senyawa phosphat pada jaringan mahluk hidup yang telah mati akan terurai, kemudian terakumulasi dan terendapkan dilautan.

Proses terbentuknya endapan phosphat ada tiga macam, yaitu :
1. Phosphat primer, terbentuk dari pembekuan magma alkali pada intrusi urat hidrotermal yang terkadang berasosiasi dengan batuan beku alkalin mengandung mineral phosphate apatit, terutama fluorapatit (Ca(PO4)F) dalam keadaan murni mengandung 42 % (P2 O5) dan 3,8 % (F2).
2. Phosphat sedimenter marine, merupakan endapan phosphat sedimen yang terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali dan suasana tenang, mineral phosphat yang terbentuk terutama frankolit. Endapan laut terbentuk dari hasil penguraian berbagai kehidupan yang ada di laut, atau akibat erosi mineral-mineral yang mengandung phosphat oleh aliran sungai yang kemudian di bawa kelaut dan tersedimentasikan bersama batugamping. Partikel-partikel phosphat/fosfor akan menggumpal dan mengendap sebagai pellet di dasar laut. Akibat adanya peristiwa geologi, endapan akan terangkat dan membentuk daratan. Endapan yang terjadi sering kali mencapai areal yang sangat luas dengan ketebalan puluhan meter. Biasanya endapan phosphat berbentuk layer-layer ataupun pellet diantara batugamping.
3. Phosphat guano, merupakan hasil akumulasi sekresi hewan-hewan darat, burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batugamping karena pengaruh air hujan dan air tanah. Endapan jenis ini biasanya ditemukan dipulau yang memiliki sedikit curah hujan, sehingga hampir tidak pernah terjadi erosi. Endapan phosphat guano berasal dari kotoran kelelawar yang diendapakan didalam gua kapur. Kotoran yang mengandung asam phosphat ini bereaksi dengan batugamping dan batuan kalsium karbonat. Reaksi yang terjadi akan membentuk kalsium phosphate sebagai akibat penggantian batugamping secara metasomatis. Bila terjadi pada tanah liat yang  mengandung besi dan aluminium, maka reaksi akan menghasilkan Fe phosphat dan Al phosphat. Phosphat guano kurang baik untuk bahan baku pembuatan pupuk TSP (Triple Super Phospat) dan DSP (Diammonium Super Phospat) karena phosphat guano mengandung kotoran Al dan Fe yang cukup tinggi sehingga unsur ini sangat mengganggu proses penggunaan pupuk TSP dan DSP.
Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya berprofesi  sebagai petani  (petani sawah / ladang / kebun) yang mempunyai konsumsi pupuk fosfat yang cukup tinggi. Kebutuhan  pupuk  fosfat yang cukup tinggi tersebut dipenuhi oleh PT Petrokimia Gresik  yang memproduksi pupuk  fosfat SP-36  dan beberapa industri pupuk fosfat skala kecil yang memproduksi pupuk fosfat alam.
Kelangkaan pupuk seringkali menganggu kebutuhan dasar para petani  sehingga berdampak harga pupuk melonjak di
pasaran. Pemakaian pupuk alam dapat mengurangi ketergantungan pupuk buatan (Urea, ZA, SP-36 dan NPK) sehingga impor pupuk dapat dikurangi.
Unsur fosfat merupakan salah satu nutrisi utama yang sangat esensial bagi tanaman disamping  unsur nitrogen dan kalium .Peranan fosfat yang terpenting bagi tanaman adalah memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran serta memacu pertumbuhan generatif  tanaman, termasuk pembentukan protein, mempercepat kematangan bijih, meningkatkan produk bijih-bijihan dan umbi-umbian, serta memperkuat tubuh tanaman. Oleh karena itu kekurangan fosfat mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, akar sangat sedikit, daun menguning sebelum waktunya dan secara keseluruhan pertumbuhan akan terhambat. Fosfat disamping bahan baku pupuk super fosfat SP-36 dan NPK juga dapat digunakan sebagai bahan pupuk alam untuk tanah yang asam, dan sebagai bahan campuran pembuatan detergen, asam phosphat dan industri kimia lainnya.
Fosfat  banyak tersedia  di alam sebagai batuan fosfat yang berada didinding-dinding gua, pegunungan dan dibatuan gamping  baik dipermukaan maupun kedalaman 2 – 8 m dengan ketebalan 0,40 – 1,75 m dengan  kandungan tri kalsium fosfat yang tidak larut dalam air. Agar dapat dimanfaatkan tanaman, batuan  fosfat alam harus diubah menjadi senyawa fosfat yang larut dalam air.
Di Indonesia eksplorasi fosfat mulai dilakukan sejak tahun 1919. Umumnya, keterdapatannya di
1. Jawa Barat: - Lebak  - Rangkasbitung  - Cibinong, Leuwiliang,  - Ciamis, Cigugur  - Cijunjung, Parigi, 2. Jawa Tengah:    - Sukolilo, Brati, Pati    - Karangayun,Grobogan   - Ayah, Buayan, Kebumen   - Grobogan    - Batuwarno, Giritontro,    - Pracimantoro, Wonogiri    - Blora. – Rembang 3. Jawa Timur:    - Tuban    - Dander, Bojonegoro   - Babat, Brondong, Lamongan   - Paceng, Sedayu, Gresik   - Bangkalan  - Sampang, Madura   - P.Kangean  - Pacitan. 4 . Kalimantan:   - Kandangan  5.  Sulawesi:   - P. Kakabiya  6.  Timor Timur   - Quelical  7   Irian Jaya:   - Misool   - Anjawi   - Ayamaru  8.  Aceh  9.  Sumatera Utara 10. Sumatera Barat  11. Nusa Tenggara.
Berdasarkan hasil penelitian potensi bahan galian golongan C di Kabupaten Pati Jawa Tengah fosfat termasuk bahan galian golongan C,dengan cadangan deposit banyak ditemukan di pegunungan sebelah selatan Pati, termasuk dalam satuan geomorfologi Perbukitan gunung Watukendong – gunung Gledeg tepatnya di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, Kecamatan Tambakromo.(Tn)

sumber :
    pertambangan.html      

Tidak ada komentar: